Sunday, December 28, 2008

Objek Wisata Alam Delleng Simpon Pakpak Bharat

Delleng dalam bahasa Pakpak artinya Gunung. Delleng Simpon adalah puncak gunung tertinggi yang ada di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, tepatnya di desa Rumerah Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dengan jarak sekitar 10 km dari kota Salak.

Delleng Simpon Terletak di sebelah selatan yang merupakan pembatas antara Kabupaten Pakpak Bharat dengan Kabupaten Humbang Hasundutan. Delleng Simpon memiliki daya tarik wisata alam yang indah. Tempat ini telah lama menjadi objek tujuan wisata lokal masyarakat setempat dan masyarakat dari luar daerah.
Sun Rise di Puncak Simpon (Doc. PPBB)
Dari puncak kita dapat menyaksikan matahari terbit, memandang hamparan alam yang sangat indah. Dari puncak ini akan terlihat wilayah aceh, laut singkil, humbang hasundutan, dairi, bahkan wilayah Kabupaten Samosir.

Potensi objek wisata tersebut selain menyaksikan keindahan alam dari ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, juga ada satu objek yang menarik lainnya pada lokasi tersebut yaitu mata air Berru Tinambunan "Eluh Berru Tinambunen" yang tidak pernah kering sampai saat ini walaupun dalam musim kemarau. 

Konon ceritanya mata air tersebut adalah berasal dari seorang wanita bernama Berru Tinambunan yang menangis karena tidak ingin dinikahkan dan melarikan diri ke tempat tersebut. Tangisan yang tidak berhenti tersebut lama-kelamaan menjadi mata air yang diberi nama Eluh Berru Tinambunan. Bagi siapa yang berkunjung ke sana juga disarankan mencuci muka pada mata air itu sebagai bagian dari penghargaan akan adat-istiadat di lokasi tersebut.

Di kaki Delleng Simpon terdapat tapal batas antara kabupaten Humbahas dan Pakpak Bharat. Sampai saat ini masih ada masalah perbedaan yang sangat kontras pada kualitas infrastruktur jalan di perbatasan antara kedua Kabupaten.  Pada ruas yang menuju Kabupaten Pakpak Bharat ruas jalan sangat mulus dan lebar sementara yang menuju ke Kabupaten Humbang Hasundutan sangat jelek dan masih dalam ukuran yang hanya bisa dilewati satu mobil.

Diperkirakan setelah jalan antara Pakpak Bharat dan Humbahas tembus, maka objek wisata delleng Simpon semakin berpotensi menjadi wisata unggulan Kabupaten Pakpak Bharat.

Wednesday, November 19, 2008

Penerimaan CPNS Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008

Sesuai pengumuman Bupati Pakpak Bharat Nomor 810/5911/KKD/XI/2008 tanggal 17 Nopember 2008, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat akan menerima Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari pelamar umum sejumlah 266 orang. Dari formasi ini akan di isi jenjang pendiikan SPK sebanyak 5 orang, D2/Ak.2 pendidikan TK sebanyak 5 orang dan D2/Ak.2 PGSD sebanyak 40 orang. Sisanya adalah jenjang pendidikan D3 dan S1/Ak.4 pada formasi tenaga guru, tenaga kesehatan dan tenaga teknis.



Pendaftaran dimulai tanggal 20 Nopember s.d 5 Desember 2008. Pelaksanaan ujian seleksi tanggal 16 Desember 2008 dan hasil seleksi direncanakan akan diumumkan tanggal 24 Desember 2008.
Syarat-syarat pendaftaran, membuat surat lamaran dengan melampirkan:
1. Fotocopy Ijazah yang dilegalisir sebanyak 2 lembar, dan
2. Pas photo hitam putih ukuran 3x4 dan 4x6 masing-masing 2 lembar.
Diserahkan langsung melalui Kantor Kepegawaian Daerah Kab. Pakpak Bharat.

Untuk syarat-syarat lain, format surat lamaran dan ketentuan-ketentuan lain dapat di lihat di papan pengumuman Kantor Kepegawaian Daerah Kab. Pakpak Bharat, Komplek Perkantoran Panorama Indah Sindeka, Salak.

Silahkan isi komentar blog ini jika ada yang perlu kami perjelas. Terimakasih.
Demikian.
Njuah-njuah.....!!

Monday, November 17, 2008

Data Kecamatan dan Desa di Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten Pakpak Bharat saat ini terdiri dari 8 Kecamatan dengan Jumlah Desa 52 Desa, Yaitu sebagai berikut:

1. Kecamatan Salak ibu kota Salak.
Terdiri dari 6 Desa, yaitu:
1. Desa Salak I
2. Desa Salak II
3. Desa Boangmanalu
4. Desa Penanggalan Mbinanga Boang
5. Desa Kuta Tinggi
6. Desa Sibongkaras.

2. Kecamatan Kerajaan ibu kota Sukaramai. Memiliki 10 Desa, yaitu:
1. Desa Sukaramai
2. Desa Kuta Dame
3. Desa Kuta Meriah
4. Desa Kuta Saga
5. Desa Majanggut I
6. Desa Majanggut II
7. Desa Pardomuan
8. Desa Perpulungen
9. Desa Surung Mersada
10. Desa Perduhapen

3. Kecamatan Tinada ibu kota Tinada, terdiri dari 6 Desa, yaitu:

1. Desa Tinada
2. Desa Prongil
3. Desa Silima Kuta
4. Desa Mahala
5. Desa Kuta Babo
6. Desa Buluh Tellang

4. Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTU Jehe). Terdiri dari 10 Desa, yaitu:
1. Desa Tanjung Meriah
2. Desa Tanjung Mulia
3. Desa Kaban Tengah
4. Desa Perolihen
5. Desa Bandar Baru
6. Desa Maholida
7. Desa Simbruna
8. Desa Malum
9. Desa Mbinalum
10. Desa Perjaga

5. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu (STTU Julu) ibu kota Rumerah. Terdiri dari 5 Desa, yaitu:
1. Desa Rumerah
2. Desa Silima Kuta
3. Desa Pardomuan
4. Desa Cikaok
5. Desa Lae Langge Namuseng

6. Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut ibu kota Kecupak. Terdiri dari 4 Desa, yaitu:
1. Desa Kecupak I
2. Desa Kecupak II
3 .Desa Aornakan
4. Desa Aornakan II
5. Desa Simerpara

7. Kecamatan Siempat Rube ibu kota Jambu Rea. Terdiri dari 6 Desa, yaitu:
1. Desa Siempat Rube I
2. Desa Siempat Rube II
3. Desa Siempat Rube IV
4. Desa Mungkur
5. Desa Kuta Jungak
6. Desa Traju

8. Kecamatan Pagindar ibu kota Sibagindar. Terdiri dari 4 Desa, yaitu:
1. Desa Sibagindar
2. Desa Napatalun Perlambuken
3. Desa Lae Mbentar
4. Desa Pagindar

Friday, August 15, 2008

Sejarah Pembentukan Kabupaten pakpak Bharat

Mengejar ketertinggalannya dengan penduduk lainnya serta adanya aspirasi, keinginan dan tekad bulat dari masyarakat Pakpak Bharat untuk meningkatkan status daerahnya menjadi suatu Kabupaten dalam kerangka NKRI, dengan tujuan agar masyarakat Pakpak Bharat dapat memperjuangkan dan mengatur pembangunan masyarakat dan daerah, sesuai dengan aspirasinya untuk meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera merupakan dasar dari usul dibentuknya Kabupaten Pakpak Bharat.


Sebenarnya Pakpak Bharat bukan wilayah baru. Kabupaten yang mengambil tiga kecamatan dari Dairi ini mengambil nama sub-Wilayah suku Pakpak. Sebelum Belanda masuk ke Pakpak /Dairi, suku yang penduduknya tersebar di Kabupaten Pakpak Bharat, Aceh Selatan, dan Pakpak Bharat ini sudah mempunyai struktur pemerintahan tersendiri.
Raja Ekuten atau Takal Aur bertindak sebagai pemimpin satu suak. Suku Pakpak terdiri atas lima suak, yaitu suak simsim, keppas, pegagan, boang, dan kelasen. Di bawah suak terdapat kuta (kampung) yang dipimpin oleh pertaki. Pada umumnya pertaki juga merupakan raja adat sekaligus sebagai panutan di kampungnya. Di setiap kuta ada sulang silima, sebagai pembantu pertaki yang terdiri dari perisang-isang, perekur-ekur, pertulan tengah, perpunca ndiadep, dan perbetekken. Meski struktur
pemerintahan ini sudah tidak dipakai lagi, tetap dipertahankan sebagai sumber hukum adat budaya Pakpak.

Hampir 90 persen penduduk di wilayah Pakpak Bharat beretnis Pakpak. Berbeda dengan kabupaten induknya yang dihuni bermacam-macam suku, seperti Pakpak, Batak Toba, Mandailing, Nias, Karo, Melayu, Angkola, dan Simalungun serta suku lainnya. Agaknya, hal inilah yang menjadi pendorong wilayah Pakpak untuk memekarkan diri. Selain Alasan utamanya adalah untuk mengoptimalkan penggarapan potensi, percepatan pembangunan fisik, dan pertumbuhan ekonomi wilayah terutama pembangunan sumber daya manusia.

Aspirasi masyarakat Pakpak Bharat di sampaikan secara resmi melalui Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat yang diketuai oleh St. Dj. Padang dengan sekretaris umum Ir. Ampun Solin. Dimana pada tanggal 1 Juni 2001 Menyampaikan usul pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat kepada DPRD Kabupaten Dairi.
Sebagai tindak lanjut dari aspirasi masyarakat tersebut maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1 Pada tanggal 20 September 2001 dan 17 Juni 2002 Pemerintah Kabupaten Dairi menerima dan mengadakan pertemuan dengan Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat, tokoh- tokoh masyarakat dan komponen masyarakat lainnya di Kantor Bupati Dairi saran dan pendapat tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat tersebut.
2. Pada tanggal 21 Desember 2001 diterbitkan surat Keputusan Bupati Dairi Nomor : 400/K/2001 tentang pembentukan Tim Pengumpul Data, Saran dan pendapat tentang pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai langkah pertama pemekaran Kabupaten Dairi.
3. Pada tanggal 04 April 2002 diterbitkan Surat Bupati Dairi Nomor : 130/2393 Perihal Sosialisasi Rencana Perubahan Nama dan Pembentukan Kabupeten Pakpak Bharat ke Kecamatan Wilayah Pakpak Bharat oleh tim pengumpul data, saran dan pendapat mulai tanggal 08 April sampai dengan 12 April 2002. Tim dalam hal ini membagikan format Isian (Questioner ) kepada tokoh-tokoh masyarakat di Kecamatan, yaitu Format A berisi data di Kecamatan Rencana wilayah Hasil Pemekaran dan format B berisi data kabupaten sebelum pemekaran.
4. Pada tanggal 19 April 2002 diterbitkan Surat Bupati Dairi Nomor : 146. 1/2835 perihal usul Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat untuk disampaikan kepada ketua DPRD Kabupaten Dairi bahwa pemerintah Kabupaten Dairi tidak berkeberatan dimekarkannya Kabupaten Pakpak Bharat, sepanjang pemekaran tersebut telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam kaitan ini setelah meninjau dari berbagai aspek , diadakan rapat panitia musyawarah dan rapat paripurna DPRD Kabupaten Dairi , maka pada tanggal 22April 2002 diterbitkan Keputusan DPRD Kabupaten Dairi Nomor : 35/K-DPRD /2002 tentang Persetujuan Pemekaran Kabupaten Dairi mejadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat.

5. Pada tanggal 23 April 2002, diterbitkan surat bupati nomor 136/ 1653/ 2002 perihal usul pemekaran Kabupaten Dairi untuk disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri D/P Gubernur sumatera utara dan ketua DPR RI, yang intinya menyampaikan tentang kegiatan -kegiatan yang telah dilakukan oleh komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat; Tim Pengumpul Data, Saran dan pendapat terhadap usul perubahan nama dan pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat, pemerintah Kabupaten Dairi dan DPRD Kabupaten Dairi. Juga disampaikan hasil pengumpulan data lapangan rencana pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat dan keputusan DPRD Kabupaten Dairi Nomor 35/K-DPRD/2002 Tanggal 22 April 2002 tentang persetujuan pemekaran Kabupaten Dairi menjadi 2 (dua) Kabupaten.

6. Pada tanggal 24 April 2002 komite pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama-sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan pemerintah Kabupaten Dairi mengadakan audensi kepada anggota komisi II DPR RI (Sayuti Rahawarin ) dan menyarankan agar seluruh komponen masyarakat, legislatif dan eksekutif harus proaktif karena batas waktu pemekaran Kabupaten / Kota s/d 24 Oktober 2002, juga disarankan agar mengundang komisi II DPR RI untuk turun ke Kabupaten Pakpak Bharat mengadakan pemantauan dan evaluasi atas aspirasi yang sudah diterima Komisi II DPR RI agar terdapat sinkronisasi aspirasi masyarakat, legislatif dan eksekutif menuju pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat.

7. Pada tangal 25 April 2002 komite pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama- sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan Pemeritah Kabupaten Dairi mengadakan audensi untuk penyampaian informasi dan pemekaran Kabupaten Dairi menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Dairi sebagai Kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak Bharat sebagai Kabupaten pemekaran kepada ketua DPR RI, Ketua-katua Fraksi DPR RI. Respon dari kunjungan tersebut sangat positif dimana terdapat kerja sama dan hubungan yang baik antara rakyat, legislatif dan eksekutif dan secara bersama-sama pula mengadakan kunjungan kepada Ketua DPR RI serta Ketua-ketua Fraksi, pada prinsipnya hasil kunjungan menyetujui dan mendukung pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat menjadi 2 (dua) Kabupaten.
8. Pada tanggal 26 April 2002 Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat bersama-sama dengan DPRD Kabupaten Dairi dan Pemerintah Kabupaten Dairi mengadakan audensi kepada Menteri Dalam Negeri. Rombongan dalam hal ini diterima oleh salah seorang Direktur pada Ditjen Otonomi Daerah beserta Staf dan pada prinsipnya menyetujui pemekaran tersebut sepanjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ditjen otonomi Daerah dalam rangka memperlancar pemekaran tersebut menyampaikna beberapa penekanan seperti proses tetap berpedoman pada ketentuan PP 129 tahun 2000; Ditjen Otda dalam menyikapi pemekaran ini akan bekerja sama dengan Tim Teknis, Tim Independen dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD); nantinya DPOD akan mengajukan usul pemekaran ini kepada Presiden RI yang selanjutnya untuk dibahas dan diproses di DPR RI sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Pada tanggal 08 Mei 2002 telah dikirimkan surat Bupati Dairi Nomor : 005/3294 Perihal Undangan kepada Ketua DPR RI untuk berkenaan mengijinkan Komisi II DPR RI datang ke Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 17 s/d 19 Mei 2002 dalam rangka mengadakan pemantauan dan evaluasi terhadap usul pembentukan Kabupaten Pakpak Bharat.

Setelah kunjungan komisi II DPR RI, dan melalui berbagai proses, akhirnya dikeluarkan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara maka Kabupaten Pakpak Bharat resmi terbentuk menjadi satu kabupaten otonom dengan 3 kecamatan yaitu Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Dengan Ibukota Salak dan dipimpin oleh Drs. Tigor Solin sebagai pelaksana Bupati serta Drs. Gandhi Warta Manik MSi sebagai Sekretaris Wilayah yang pertama.

Sumber : Situs resmi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat


Thursday, August 7, 2008

B U K U T A M U

Silahkan mengisi form buku tamu dibawah ini. Tinggalkan pesan, komentar, saran atau kritik tentang Pakpak Bharat dan Blog ini :

Tuesday, July 22, 2008

Peta Kabupaten Pakpak Bharat

Klik Gambar Untuk Zoom

Sumber : Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat

Monday, July 21, 2008

Sindeka Dalam Photo

Sedikit tentang Photo-photo lokasi Komplek Perkantoran Panorama Indah Delleng Sindeka Salak. Gambaran bagi anda yang belum pernah berkunjung ke Kota Salak. Semenjak perkantoran pemkab Pakpak Bharat dibangun, lokasi ini menjadi tempat yang sangat menarik, karena berada di ketinggian, bisa leluasa memandang ke kota Salak di bawahnya sampai ke beberapa desa-desa kecil di kejauhan Siempat Rube dan Kecupak.
pemandangan kota pakpak bharat salak
Kantor DPRD Pakpak Bharat

pemandangan kota pakpak bharat salak
Kantor DPRD Pakpak Bharat

pemandangan kota pakpak bharat salak
Kumpulan Kantor Dinas di Delleng Sindeka

pemandangan kota pakpak bharat salak
Kantor Bupati Pakpak Bharat dengan Latar Kota Salak

pemandangan kota pakpak bharat salak
Pemandangan Kota Salak dari Sindeka

Monday, June 30, 2008

KABUPATEN PAKPAK BHARAT. SELAMAT HUT KE-5. Makin pihirna mango "tulan bocah" i.?

KADO UNTUK MASYARAKAT PAKPAK: HANYA CERMIN & CAMBUK

28 Juli 2008.
Usia kabupaten Pakpak Bharat menginjak 5 tahun. Ibarat bocah memang belum sempurna. Berjalan masih tertatih, jatuh dan jatuh lagi.
Wajar tahap usia belajar. Memang harus dilalui. Namun di usia mudanya, telah dapat dibaca potensi kuat yang akan dimilikinya kedepan.

Kabupaten Pakpak Bharat sebagai 'bocah'. Di usianya yang ke-5 masih jauh dari kesempurnaan.
Belum saatnya kita tersenyum. Karena selayaknya, di usia yang ke 5 ini, kado yang kita terima yang paling bagus hanyalah "Cermin dan Cambuk."

Dalam artian, visi mensejahtrakan rakyat masih terapung-apung di "Lae Une".
Masih butuh jago renang yang benar-benar memiliki skill dan SDM untuk meraihnya.

Bagi anda-anda penenton dipinggir "Lae Une" yang merasa turut memiliki. Tanya diri anda.

Apa yang bisa anda berikan?

Jangan hanya bisa "Penonton Perlangi", dengan komentar2 yang memanaskan telinga, propoganda, bahkan jadi provokator ditanah sendiri.

Berikanlah "galah" berupa ide-ide atau "kail" untuk "Perlangi".

Mudah-mudahan, apa yang "terapung-apung" dan yang "tenggelam" bisa kita raih, dan memang harus kita raih walau itu tidak mudah. Kita pasti bisa jika bersama, dan kita memang harus bersama sebagai saudara senasib, karena Pakpak Bharat milik kita bersama..milik anak-anak kita kelak hingga cucu, cicit, buyut,...,..!

Dengan bersama, pasti kedepan, kado yang kita terima lebih baik lagi. Minimal "Ikan Jurung I Lae Une Nai."

Njuah-njuah banta karina.

Selamat HUT Kab. Pakpak Bharat ke-5

Bage ate mo rejeki, bage tennah mo sodip.

.


Thursday, May 8, 2008

Cerita Rakyat - Nantampuk Emmas Mela Merinang

Arnia lot mo sada daholi anak perana, ukum ulanna pellin merburu ngo. I sada tikki roh mo udan toko nderasna. Laus mo anak perana en mi delleng lako merburu wangkah, I embah mo kujurna. Molo laus ia merburu terusen ngo merembah hasil mi kutana, marang pe mi sapona.

Tapi tupung i ari udan, laus mo ia dekket mersurak-surak kennah lot dapetten hasil. I embah mo kujurna mernangen mo ia menengen sada asar wangkah si enggo ndekkah oda terpakke. Enggo kessa naing iambongken anak perana ndai kujurna, I begemo sora ibagas asar I nai. “Tole siko nange”. Heran ngo anak perana idi, memege sora si roh ipas asar i nai.

Anak perana pemburu ndai pe laus mengintip mi bagas asar idi. I idah ia mo sada simerbaju mberu dekket sada kessuk. Kessuk en kelleng kalohon ngo atena mi daberru en, karna Kessuk en ngo inang si merbaju i. Nai iberanikan anak perana ndai mo dirina menjumpai simerbaju I, kerna mberru ngo si merbaju i.

Masuk mo ia ia mi asar i, nina mo mendahi simerbaju i, “sentabi turang, aku si Haji ngo, ise ngo ndia ke, janah merkade kene isen?”. Tersenget mo simerbaju i, itengen ia mo anak perana si roh mendahi ia. I jawab simerbaju I mo kuso-kuso anak perana ndai “Gelarku Nantampuk Emas ngo, janah en sapoku ngo”.

Singkat ni cerita, enggo kessa piga-piga dekkah mengeranai si Haji mendahi si Nantampuk emas, i dokken si Haji mo asa Nantampuk emas mahan perukat nakkanna. I ueken Nantampuk Emas ngo pengidoen si Haji. l embah si Haji mo Nantampuk mas mulak mi kuta, I tadingken Nantampuk mas mo inangna I asar idi, kumerna mela ngo Nantampuk mas kibagahkan mendahi si Haji, Mela Kessuk si rebbak dekket Nantampuk emas I inangna ngo.

Tapi tong ngo I ekutken si Kesuk idi kalak I sidua ipodi nai, ninganna menangen mo ia : “Tulihken aku tulihken berru ni, upah menggeluhi dedek ni inangna”. Oda ngo laju i tulihken Nantampuk Emas inang nai. I pakulah mo oda ibege sora nangen inangna ndaboi. Nai roh mo si Haji nina mo ” Sora ise ngo si mernangen i?” “Eta mo merdalan, unang pella begeken sora i”, nina Nantampuk Emas.

Oda piga dekkah soh mo kalak ini mi kuta, mi sapo si Haji. I cekep Nantampuk Emas ngo tong rahasia ni inang na I, janah oda ngo pernah ibagahken ia ise ngo inangna situhunna. I pergeluhen ni rumah tangga si Haji dekket Nantampuk Emas soh mo mendena. Si Kesuk, inang ni Nantampuk Emas engket mo tong mi sapo si Haji I bekkas mberruna tading, janah bekasna I tongkarang bages ni dukak ni ngo ia. Mella lot koling galuh tading I dabuhken Nantampuk Emas I lubang-lubang I naim, Imo panganenna.

Oda piga dekkah tubuh mo si kedek-kedek kalak en. Ukum Karejo si Haji tong ngo laus merburu mi delleng. Enggo kessa laus si Haji merburu mi delleng isuruh Nantampuk Emas mo inangna (Kesuk) mi bagas, lako menjaga dukak na I, ala naing mi lae ngo Nantampuk Emas. Masuk ngo inangna ndai mi bagas, nina mo “Lako mo ndor, asa ndor ko nahen balik”. Laus mo Nantampuk Emas mi lae.

Sinderrang I lae deng Nantampuk Emas, menter roh mo si Haji i delleng nai, janah tersenget mo ia, I idah ia mo dukakna itempi Kesuk. I tarik mo dukak na I, iabingen Kesuk I nai, janah ibuat ia mo kayu, i palu mo Kesuk ndai janah mate mo Kesuk I, I ambongken mo bangke Kesuk i gembar sapo na.

Mulak mo Nantampuk Emas I lae nai, I idah mo bangke ni inang na igembar sapo nai. Tangis mo ia, ninganna ikuburken ia mo inangna I gembar sapo kalak i, I idah si Haji mo pengelako ni perukat nakan na I, janah ibettoh ia mo ukum Kesuk si ni pateken na I, imo simatuana, Inang ni Nantampuk Emas.

Isuruh si Haji mo Nantampuk Emas mengkurak perdeban ni simatuana I, janah i palu mo genderang ibagahken mo mi aur I, enggo mate inang ni Nantampuk Emas. Mela ngo perasaan ni Nantampuk Emas, mella ibettoh deban nahan inangna oda jelma, tapi Kesuk ngo.

I bain si Haji mo akkal-akkal, I tutup mo si Haji mo bangke simatuana I dekket abit kapal kalohon. Oda mo ibettoh deba Kesuk ngo si mate I,oda ngo jelma. Tangis mo kalak iduana, merohen mo pengisi aur I lako menongger simatua ni si Haji. Roh ngo penyesalan I ukur ni Nantampuk Emas, Baku ne pe keppe merohana inangku kin, I ma ngo asa inang, oda ngo penagamen, na ukum daholi na ndai bagi bagi ngo burju na.


Sumber : “Kumpulan Cerita Rakyat Pakpak”, Sada Ahmo,Sidikalang-2002
(Editor : Sonti Banurea, Muda Banurea, Dina Lumbantobing)